FOTO - FOTO ANGGOTA BANSER
AD/ART NU Nama Ansor Resmi Berubah Jadi “Ansor NU” Selasa, 1 Juni 2010 16:20 Jakarta, Jika pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) hasil muktamar 2004, nama badan otonom untuk laki-laki muda dibawah 40 tahun adalah Ansor, dalam AD/ART yang baru, nama tersebut dirubah menjadi “Ansor NU”. Pada pasal 20 ayat 6e ART, yang mengkategorikan badan otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu, ayat 6e berbunyi “Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama disingkat Ansor NU untuk anggota laki-laki muda Nahdlatul Ulama yang maksimal berusia 40 (empat puluh) tahun. Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi, yang juga ketua materi organisasi dalam muktamar ke-32 NU di Makassar menjelaskan, perubahan nama ini untuk alasan keseragaman karena seluruh badan otonom NU yang berbasis usia semuanya memiliki imbuhan NU, yaitu Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Masdar meminta agar pengurus Ansor NU menyesuaikan seluruh simbol organisasi ini sesuai dengan AD/ART yang baru. “Keputusan dalam AD/ART harus dipatuhi semua fihak, bukan hanya badan otonom, tetapi tanfidziyah dan syuriyah semuanya juga harus mematuhi,” tandasnya. Dalam sejarahnya, organisasi kepemudaan NU diinisiasi pertama kali pada tahun 1931 dengan nama Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal. Baru pada muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 21-26 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai Departemen Pemuda NU, satu tingkat dengan bagian da’wah, ekonomi, mubarrot dan Ma’arif. Pada tanggal 14 Desember 1949 berlangsung di kantor PB ANO Jl. Bubutan VI/2 Surabaya. Pertemuan bersejarah itu dihadiri oleh menteri agama RIS KH.A. Wahid Hasyim. KH.A Wahid Hasyim mengemukakan pentingnya membangun kembali organisasi Pemuda Ansor karena dua hal: (1) Untuk membentengi perjuangan umat Islam Indonesia; (2) Untuk mempersiapkan diri sebagai kader penerus NU. Dari pengarahan KH.A. Wahid Hasyim kemudian lahir kesepakatan: Membangun kembali organisasi ANO dengan nama baru: Gerakan Pemuda Ansor disingkat Pemuda Ansor, hanya kemudian dipergunakan GP Ansor karena lebih populer, disepakati Pucuk Pimpinan berkedudukan di Surabaya
Gus Ipul Lantik Ketua PC GP Ansor Lamongan
Senin, 16 November 2009 22:35 Berita, Berita Dari Sahabat | 1 komentar Pemprov Jawa Timur Siapkan Dana BOSDA Rp 490 M Lamongan (Ansor Online):Pemprov Jawa Timur mengajukan alokasi anggaran untuk dana biaya operasional sekolah daerah (BOSDA) Rp 490 miliar tahun depan. Dana BOSDA tersebut sebagian besar diperuntukkan madrasah diniyah. ”Mulai tahun depan Pemprov Jatim akan memberi perhatian besar pada lembaga madrasah diniyah,” kata Wakil Gubernur Saifullah Yusuf saat melakukan silaturahmi di PCNU Lamongan sebelum melantik pengurus PC (Pimpinan Cabang) GP Ansor setempat periode 2008-2013 kemarin. Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Ipul tersebut, salah satu perhatian awal berupa dikuliahkannya 4.000 guru madrasah diniyah. Harapannya, mereka bisa mengikuti sertifikasi guru sehingga kesejahteraannya menjadi lebih baik. ”Program itu tidak hanya dilakukan pemprov tetapi akan bekerja sama dengan pemkab dan pemkot di Jatim, terutama menyangkut sharing dana,” ujarnya. Gus Ipul menuturkan, madrasah diniyah selama ini nyaris tidak mendapat perhatian. Dia menyebut lembaga tersebut tidak pernah mendapat alokasi dana BOS dan gurunya tidak bisa ikut sertifikasi. ”Padahal madrasah diniyah selama ini memberi kontribusi positif bagi dunia pendidikan maupun akhlak bangsa. Hal itu dibuktikan dengan sebagian besar kiai di Indonesia merupakan jebolan madrasah diniyah,” kata pria yang juga ketua umum PP GP Ansor tersebut. Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut juga menyinggung soal politik. Menurut dia, untuk menentukan sikap politik terkait pilkada di suatu daerah, saat ini sangat ditentukan hasil survei. ”Saat ini (pilkada Lamongan tahun depan) merupakan kesempatan bagi NU untuk menempatkan calon di eksekutif,” tuturnya. Sementara itu, saat melantik pengurus PC GP Ansor Lamongan, Gus Ipul menegaskan bahwa GP Ansor tidak bisa dipisahkan dari NU. Namun, Ansor harus bisa mengayomi semua kelompok masyarakat. Pengurus GP Ansor Lamongan periode 2008-2013 diketuai Khoirul Huda dengan sekretaris Alimin dan bendahara M. Qosim Ali. Hadir dalam pelantikan itu pengurus PBNU Yahya C. Staqub, Bupati Lamongan Masfuk, Ketua DPRD Makin Abbas, Wabup Tsalits Fahami, para anggota muspida, Sekkab Fadeli, Ketua PCNU Habib Husein, para pengurus parpol, pejabat pemkab dan para pengurus Ansor dari tingkat desa hingga kabupaten. (jp)
Ansor Tegaskan Netral dalam Pilkada Lamongan 2010
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lamongan menegaskan bersikap netral dalam pilkada yang akan digelar 23 Mei mendatang. Pernyataan tersebut tersirat dalam pidato Ketua PC GP Ansor Lamongan, Khoirul Huda pada acara resepsi Harlah ke - 76 GP Ansor di Aula Dinas Pendidikan setempat akhir pekan ini (2/5). ''GP Ansor (Lamongan) bertekat akan berperan penting siapa pun bupati dan wakil bupati yang akan terpilih dalam pilkada 23 Mei mendatang,'' tegas Khoirul Huda.''Ansor tidak mau terpinggirkan lagi, sehingga ke depan Ansor akan selalu berperan penting di tengah - tengah masyarakat tidak peduli siapa pun bupatinya yang akan terpilih dalam pilkada nanti,''
LATEST NEWS
Deklarasi Tentang Hubungan Pancasila dengan Islam
22/11/2007
Bismillahirrahmanirrahim
1. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
2. Sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai dasar Negara Republik Indonesia menurut pasal 29 ayat 1 Undang Undang Dasar (UUD) 1945, yang menjiwai sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut pengertian keimanan dalam Islam.
3. Bagi Nahdlatul Ulama (NU) Islam adalah akidah dan syariah, meliputi aspek hubungan manusia dengan Allah dan hubungan antara manusia.
4. Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya.
5. Sebagai kondisi dari sikap di atas, NU berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekwen oleh semua pihak.
Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama
Situbondo,
16 Rabiul Awwal 1404 H / 21 Desember 1983 M
*Ket: Teks asli ditulis dalam bahasa Indonesia dengan huruf Arab Pegon
PERFIL
Mengenai Saya
BThemes
Langgan
Postingan
Komentar
KETUA UMUM PP GP ANSOR
-
DAFTAR NAMA DAN ALAMAT KETUA PAC GP ANSOR SE KABUPATEN LAMONGAN NO NAMA ALAMAT NO TELEPHON 1 Sulaiman ...
-
SUSUNAN PENGURUS PIMPINAN CABANG GERAKAN PEMUDA ANSOR KABUPATEN LAMONGAN PERIODE 2009-2013 Pelindung : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama L...
-
Alhamdulillah, pada tanggal 25 Nopember 2010 hari Kamis kemarin, telah dilaksanakan Pelantikan Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda... -
Sambut Harlah, GP Ansor Lamongan Gelar Pengobatan Gratis Lamongan (gp-ansor.org)- Dalam Rangka menyambut Harlah GP Ansor Ke 78, Pimpin... -
Politikus Golkar, Nusron Wahid, akhirnya terpilih menggantikan H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) untuk memimpin Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda A... -
3 Februari 2011 HASIL KONFERANCAB GP ANSOR PACIRAN Farid Pimpin PAC GP Ansor NU Paciran Lamongan, NU Online Konferensi Anak Cabang me... -
Kang Said: Umat Islam Harus Berkarya Jumat, 26 November 2010 23:43 Lamongan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said A... -
Ketua PC.GP. Ansor Dampingi Gus Ipul Sambangi Ponpes Nurul Anwar Jum"at, 8 October ... -
Lamongan (GP Ansor Online): Sebanyak 16 tim futs ala organisasi kepemudaan (OKP) di Lamongan Kamis (21/10) berlaga dalam Turnamen Futsal a... -
Kongres GP Ansor Diundur Gerakan Pemuda (GP) Ansor akan menggelar kongres yang ke-14 di Surabaya. Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor, Abdul Ma...
Kepahlawanan Banser Yogyakarta di Barak Merapi
Yogyakarta (GP Ansor Online): Di hari pahlawan tahun ini, spirit kepahlawanan ditemukan di Yogyakarta. Ratusan ribu korban bencana Merapi membutuhkan uluran tangan. Bukan sekedar memberi, juga bukan sekedar tindakan karitatif, atau juga mengasihani. Butuh ketulusan untuk menyapa mereka yang berada di barak-barak pengungsian. Kiprah itu diperankan oleh sahabat-sahabat Banser GP Ansor yang sudah dua pekan berkorban untuk menolong nasib para korban bencana Merapi. Di beberapa titik tempat pengungsian, anggota Banser bergiliran berjaga mendampingi pengungsi, juga mendistribusikan logistik. Asy’ari, koordinator Banser Posko NU Peduli Merapi menyatakan; sejak pertama kali Merapi erupsi (26/10), anggota Banser telah berada di lapangan. Terutama Satkorcab Sleman, yang dekat dengan zona bencana. Bahkan ketika melakukan evakuasi, salah satu anggota Satkoryon Banser Kasihan-Bantul (Tutur Priyanto, Red.), yang juga anggota PMI, wafat diterjang awsan panas bersamaan dengan Mbah Maridjan. Di barak-barak besar seperti Jogja Expo Centre, Stadion Maguwoharjo, GOR Sleman, GOR UNY, kampus UII, dan Gelanggang dan Purna Budaya UGM, para ‘tentara NU’ selalu siap siaga. Mereka tulus beramal, bahu membahu menolong dan menyelamatkan para korban yang harus turun pada radius 20 km dari puncak Merapi. Di barak-barak kecil pula, yang sampai saat ini luput dari perhatian pemerintah, peran Banser sangat vital. Di Balai Desa Tlogoadi, balai desa Wedomartani, beberapa contohnya. Di barak-barak tersebut, beberapa kegiatan langsung dipandu oleh Posko NU Peduli Merapi. Selain Banser, relawan-relawan muda NU juga mengadakan trauma healing, untuk pengungsi yang tengah mengalami jenuh dan stress. Alissa Wahid, putri sulung almarhum Gusdur, terlibat menginisiasi kegiatan ini. Ketika memberikan pembekalan kepada 75 relawan NU, Mbak Lisa sapaan akrab Alissa Wahid menyampaikan target-target dari kegiatan ini. “Trauma healing ini diharapkan bisa mengurangi trauma para pengungsi, membangun motivasi belajar anak-anak di barak pengungsian. Yang terpenting juga, mengenalkan hidup berkomunitas untuk anak-anak, juga mengenalkan kebhinekaan,” terang Alissa. Secara terpisah juru bicara PW GP Ansor DIY, Gugun El-Guyanie, menyatakan bahwa Banser yang selama ini dipandang sebelah mata, selalu memiliki peran-peran strategis di ruang sejarah, baik masa lalu, masa kini, juga masa datang. “Buktinya, di setiap barak pengungsian, di puncak Merapi, mereka siap mati untuk kemanusiaan dan kebangsaan.”
Gus Ipul Pastikan SBY Buka Kongres Ansor
Surabaya (GP Ansor online): Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan Kongres ke-14 GP Ansor akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 23-24 Desember 2010. Kepastian itu setelah Gus Ipul bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menghadap SBY. “Ancar-ancarnya ya tanggal itu. Sekarang tinggal mencari tempat untuk acara pembukaan, sedangkan penyelenggaraannya tetap di Asrama Haji Surabaya,” kata Gus Ipul didampingi Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror Djuraid di Kantor Harian Surya, Kamis (11/11). Berdasarkan jadwal sebelumnya, penyelenggaraan Kongres GP Ansor seharusnya pada 2-6 Oktober 2010. Namun, penyelenggaraannya harus diundur karena panitia kongres menyesuaikan dengan jadwal Presiden (SBY). Gus Ipul menyatakan, dalam kongres mendatang akan diramaikan tiga kandidat ketua umum (ketum). Di antaranya, Chatibul Umam Wiranu (anggota FPD DPR RI yang juga ketua GP Ansor), Malik Haramain (anggota FPKB DPR RI dan sekjen GP Ansor), serta Nusron Wahid (anggota FPG DPR RI). Menurutnya, ketiga kandidat tersebut semuanya layak memimpin GP Ansor. Dia juga memastikan akan bersikap netral dalam proses pemilihan ketum.dos
NUSRON WAHID
Surabaya-Setelah melewati berbagai macam proses, Nusron Wahid akhirnya terpilih sebagai Ketua GP Ansor 2011-2016 mengalahkan rivalnya Marwan Ja'far. Dalam pemilihan ini Nusron Wahid memperoleh suara 345 dan Marwan Ja'far 161 dengan jumlah total suara 506 suara. Dengan kemenangan tersebut selanjutnya Ketua terpilih akan menjadi ketua formatur dibantu dengan mantan Ketua GP Ansor untuk menyusun kepengurusan yang melibatkan berbagai perwakilan seperti dari Jawa, Bali, Kalimantan, Papua dan Maluku. Sementara itu para pendukung Nusron mengumandangkan salawat Badar saat Nusron datang ke lokasi pemilihan. Akibatnya kondisi ruangan menjadi riuh sehingga pimpinan sidang meminta kepada para peserta untuk tenang. Terpilihnya kader Golkar, Nusron Wahid, menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) ternyata menimbulkan kekhawatiran bagi Nahdlatul Ulama (NU). Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj secara terang-terangan mengimbau kepada Nusron agar tidak membawa gerbong dari Partai Golkar untuk menjadi pengurus GP Ansor. "Alhamdulillah kongres berjalan lancar dan kita semua menerima Nusron Wahid menjadi ketua dengan syarat jangan bawa gerbong dari Golkar," tegas Said, Senin (17/1/2011). Menurut Said, pihaknya akan mengawasi penyusunan kepengurusan GP Ansor periode mendatang agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Kalau mewakili semua unsur tak masalah, asal jangan membawa gerbong," tandasnya. Said berharap, kedepannya GP Ansor tetap dapat menjadi organisasi yang menjunjung tinggi intelektual dan menjadi penegak peradaban. "Ansor harus tetap bergerak dengan tidak terlepas dari budaya NU yakni Ahlusunah wal jamaah," tukasnya. Dalam pemilihan ini Nusron Wahid memperoleh suara 345 dan Marwan Jafar 161 dengan jumlah total suara 506 suara. Berhasilnya Nurson merebut posisi ketua GP Ansor membuat Mantan Ketua Umum PB PMII ini semakin diperhitungkan di dunia politik, terutama Partai Golkar. "Nusron berhasil naik kelas dan daya tawar dia menjadi tinggi di Golkar. Bagaimana pun memimpin ormas underbow NU cukup diperhitungkan karena ormas Islam terbesar di Indonesia," kata pengamat politik Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan, Senin (17/1/2011). Menurut Burhanuddin, Kongres GP Ansor saat ini memang sangat kentara muatan politisnya. Sebab, hampir semua tokoh yang mencalonkan jadi ketua adalah kader partai politik. Selain Nurson Wahid ada juga sejumlah nama seperti Abdul Malik Haramain (PKB), Marwan Ja?far (PKB), dan Chotibul Umam Wiranu (Demokrat). "Munafik jika mereka tidak memiliki niatan politis dengan parpolnya. Bagaimanapun mereka ingin lebih diperhitungkan di parpolnya masing-masing,? tandasnya. Lantas, akankah Nusron meng-Golkar-kan GP Ansor? "Sulit jika harus demikian. Warga NU sudah cukup dewasa dalam berpolitik. Bisa jadi sebaliknya, Golkar yang di Ansor-kan," kelakar Burhan
.
© 2007 Template feito por Templates para Você