Sabtu, 11 Juni 2011

Kemah Bhakti Kebangsaan GP Ansor: Pemuka Katolik Minta Teruskan dan Amalkan Pemikiran Gus Dur

Budayawan Romo Benny mengaku sangat kagum dengan buah pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang kebangsaan. Tetapi sayang, pemikirannya tersebut kini kurang direspons, termasuk oleh para kader muda Nahdlatul Ulama (NU), seperti GP Ansor. Saat menjadi narasumber dalam Kemah Bhakti Kebangsaan GP Ansor di lapangan Rowo, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, pimpinan Katolik yang dikenal cukup dekat dengan mantan Presiden RI ke-4 itu menyebut, pemikiran Gus Dur soal ekonomi bangsa dianggap bagus. “Gus Dur dekat dengan Israel itu bukan tanpa arti, katanya.
Saat bertemu mantan ketua PBNU itu, jelas Benny, kedekatan Gus Dur dengan Israel itu sebagai upaya membangun ekonomi Indonesia. Sebab, harus diakui bahwa Israel memegang keuangan dunia. “Gus Dur juga dekat China karena China itu juga kuat ekonominya,” ujarnya.
Dalam membangun perekonomian di Indonesia, masih kata Benny, Gus Dur berupaya mengabngun ekonomi justru dari tingkat grass root atau rakyat kecil. “Bagi Gus Dur bila rakyat yang ada di paling bawah sudah sejahtera, maka bangsa akan makmur,” ungkapnya.
Selama pemerintahan Orde Baru, warga NU sering dipinggirkan oleh negara. Semua ini terjadi, jelas dia, karena NU yang warganya cukup banyak itu tidak meiliki kekuatan dalam bidang ekonomi. “Inilah yang digarap Gus Dur selama menjadi Ketua Umum PBNU dan Presiden,” cetusnya.
Romo Benny menyayangkan buah pemikiran Gus Dur itu kurang diminati penerusnya. Padahal, pemikirannya itu sangat bagus. “Kader Ansor seharusnya yang melaksanakan dan meneruskan pemikiran-pemikiran Gus Dur,” harapnya.
Untuk menanggulangi gerakan radikal yang akhir-akhir ini marak, budayawan yang pernah tinggal di Yigyakarta itu lagi-lagi mengingatkan buah pemikiran Gus Dur. “Gerakan radikal masalah ideologi, maka innni dihadapi dengan ideologi, polisi tidak bisa mengatasinya,” sebutnya.
Kegiatan seperti KBK yang digelar GP Ansor itu dianggap sangat tepat dalam mengatasi gerakan radikal. Sebab, di antara solusi dalam mengatasi gerakan radikal adalah melalui pelatihan dan pendidik

Sabtu, 11 Juni 2011

Kemah Bhakti Kebangsaan GP Ansor: Pemuka Katolik Minta Teruskan dan Amalkan Pemikiran Gus Dur

Budayawan Romo Benny mengaku sangat kagum dengan buah pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang kebangsaan. Tetapi sayang, pemikirannya tersebut kini kurang direspons, termasuk oleh para kader muda Nahdlatul Ulama (NU), seperti GP Ansor. Saat menjadi narasumber dalam Kemah Bhakti Kebangsaan GP Ansor di lapangan Rowo, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, pimpinan Katolik yang dikenal cukup dekat dengan mantan Presiden RI ke-4 itu menyebut, pemikiran Gus Dur soal ekonomi bangsa dianggap bagus. “Gus Dur dekat dengan Israel itu bukan tanpa arti, katanya.
Saat bertemu mantan ketua PBNU itu, jelas Benny, kedekatan Gus Dur dengan Israel itu sebagai upaya membangun ekonomi Indonesia. Sebab, harus diakui bahwa Israel memegang keuangan dunia. “Gus Dur juga dekat China karena China itu juga kuat ekonominya,” ujarnya.
Dalam membangun perekonomian di Indonesia, masih kata Benny, Gus Dur berupaya mengabngun ekonomi justru dari tingkat grass root atau rakyat kecil. “Bagi Gus Dur bila rakyat yang ada di paling bawah sudah sejahtera, maka bangsa akan makmur,” ungkapnya.
Selama pemerintahan Orde Baru, warga NU sering dipinggirkan oleh negara. Semua ini terjadi, jelas dia, karena NU yang warganya cukup banyak itu tidak meiliki kekuatan dalam bidang ekonomi. “Inilah yang digarap Gus Dur selama menjadi Ketua Umum PBNU dan Presiden,” cetusnya.
Romo Benny menyayangkan buah pemikiran Gus Dur itu kurang diminati penerusnya. Padahal, pemikirannya itu sangat bagus. “Kader Ansor seharusnya yang melaksanakan dan meneruskan pemikiran-pemikiran Gus Dur,” harapnya.
Untuk menanggulangi gerakan radikal yang akhir-akhir ini marak, budayawan yang pernah tinggal di Yigyakarta itu lagi-lagi mengingatkan buah pemikiran Gus Dur. “Gerakan radikal masalah ideologi, maka innni dihadapi dengan ideologi, polisi tidak bisa mengatasinya,” sebutnya.
Kegiatan seperti KBK yang digelar GP Ansor itu dianggap sangat tepat dalam mengatasi gerakan radikal. Sebab, di antara solusi dalam mengatasi gerakan radikal adalah melalui pelatihan dan pendidik
 
. © 2007 Template feito por Templates para Você